Jumat, 26 Maret 2010

PERKEMBANGAN TEKNOLOGI KOMUNIKASI

TV DIGITAL MENJADI SOROTAN BAGI MASYARAKAT DUNIA



PENDAHULUAN

Teknologi yang berkembang didunia secara cepat dan efektif berkesinambungan dari waktu ke waktu. Orang-orang yaitu para kaum intelektual dengan sangat pintarnya membuktikan kemampuan mereka untuk menciptakan teknologi-teknologi yang canggih dan berkelas. Dan perkembangan teknologi ini mengalir pada segala bidang kehidupan termasuk bidang komunikasi.
Pengertian dari sistem komunikasi ini sendiri merupakan suatu konsep dimana dalam komunikasi terdapat makna dari suatau informasi, dan perangkat-perangkat yang lainnya seperti bentuk sinyal, kode-kode yang biasa berubah-ubah informasi juga bisa dijadikan suatu komoditas yang di manfaatkan untuk mencari keuntungan. Seperti halnya pada program televisi. Apa yang di sampaikan oleh Televisi memiliki nilai bisnis yang bergantung pada rating acara itu sendiri.
Oleh sebab itu, informasi pada saat sekarang ini bisa saja menjadi kekuatan bagi seseorang. Dengan kemampuan untuk menggunakan teknologi informasi, seseorang bisa memanfaatkan informasi tersebut menjadi kekuatannya. Maksudnya, kemampuan itu bisa digunakan untuk kepentingan ekonomi maupun politik. Seperti yang disebutkan diatas, teknologi yang berkembang bisa menjadi bagian dari suatu kekuatan. Dengan teknologi, menambah kekuatan untuk melakukan kreasi ataupun meningkatkan informasi dalam suatu masyarakat.
Secara nyatanya manusia seakan-akan tidak bisa terlepas dari teknologi, baik dalam hal mengerjakan sesuatu yang kecil atau sekedar mencari informasi. Teknologi komunikasi tidak hanya memberikan dampak bagi manusia saja, namun perkembangan teknologi juga memberikan dampak bagi struktur sosial masyarakat. Oleh karena itu, ada kaitan yang sangat kuat antara teknologi, informasi, dan masyarakat.
Majunya teknologi juga ditunjukan dengan banyaknya peralatan teknologi digital. Teknologi komunikasi yang canggih tersebut berhubungan dengan dukungan dari sinyal-sinyak dan gelombang untuk mempermudah kerja peralatan teknologi tinggi tersebut. Peralatan canggih tersebut didukung oleh modulation, Bandwith, dan Noise. Teknologi digital telah memberikan pengaruh yang besar dalam perkembangan teknologi komunikasi. Dengan teknologi digital, kita bisa melakukan revisi atau perbaikan suatu informasi atau bahkan melakukan manipulasi informasi.
Di era teknologi digital saat ini telah berkembang suatu paradigma baru yaitu masyarakat yang disebut sebagai “Knowledge Based Society” atau masyarakat yang berbasis pada pengetahuan. Yaitu masyarakat yang memiliki pengetahuan dan kemampunan untuk mengakses dan memanfaatkan informasi serta menjadikan informasi sebagai nilai tambah dalam peningkatan kualitas kehidupan. Selain itu, di era teknologi digital ini telah terjadi konvergensi teknologi dalam media penyiaran (broadcasting), media telekomunikasi dan media teknologi informasi, misalnya siaran TV bisa dilihat di HP, siaran TV dilihat melalui internet, demikian juga dengan adanya penyiaran TV digital nantinya akses internet pun dapat melalui TV.
Dalam penulisan ini akan di bahas beberapa tentang pengaruh teknologi digital dengan terciptanya TV digital, akan dibahas baik pengertian, perbedaannya dengann TV analog, dampaknya bagi penyiaran televisi di Indonesia.

PENGERTIAN TELEVISI DIGITAL

Televisi Digital atau disebut DTV adalah salah satu jenis teknologi penyiaran melalui udara yang baru dan inovative yang pengiriman gambarnya melalui gelombang udara dalam bentuk Bit Data seperti halnya komputer. Stasiun TV bisa menyediakan gambar lebih dramatis lebih jelas ,suara lebih baik dan programnya lebih banyak.
Pengertian lainnya adalah jenis TV yang menggunakan modulasi digital dan sistem kompresi untuk menyebarluaskan video, audio, dan signal data ke pesawat televisi. TV Digital di sini bukan berarti pesawat TV yang Digital, melainkan lebih kepada sinyal yang dikirimkan adalah sinyal digital atau mungkin yang lebih tepat adalah siaran digital (Digital Broadcasting).

Latar belakang pengembangan televisi digital:
1.Perubahan lingkungan eksternal
Kejenuhan terhadap TV analog
Adanya gangguan dan lain sebagainya
Persaingan dengan sistem penyiaran satelit dan penyiaran kabel
2.Perkembangan teknologi
Teknologi pemrosesan sinyal digital (digital signal processor)
Teknologi transmisi digital
Teknologi semikonduktor
Teknologi peralatan display yang beresolusi tingggi

TV digital mempunyai tiga sistem standart yaitu:
DVT (Digital Television), sistem yang berlaku di Amerika
DVB-T (Digital Video Broadcasting Terrestrial), sistem yang berlaku di Eropa
ISDB-T (Integrated Services Digital Broadcasting Terrestrial), sistem yang berlaku di Jepang.

Dari hasil uji coba siaran TV Digital, teknologi DVB-T mampu memultipleks beberapa program sekaligus. Enam program siaran dapat dimasukkan ke dalam satu kanal TV berlebar pita 8 MHz, dengan kualitas cukup baik. Di samping itu, penambahan varian DVB-H (handheld) mampu menyediakan tambahan sampai enam program siaran lagi, khususnya untuk penerimaan bergerak (mobile). Hal ini sangat memungkinkan bagi penambahan siaran-siaran TV baru.
Sistem penyiaran TV Digital adalah penggunaan apliksi teknologi digital pada sistem penyiaran TV yang dikembangkan di pertengahan tahun 90 an dan diujicobakan pada tahun 2000. Pada awal pengoperasian sistem digital ini umumnya dilakukan siaran TV secara Simulcast atau siaran bersama dengan siaran analog sebagai masa transisi. Sekaligus ujicoba sistem tersebut sampai mendapatkan hasil penerapan siaran TV Digital yang paling ekonomis sesuai dengan kebutuhan dari negara yang mengoperasikan.


Frekuensi TV Digital
Secara teknik pita spectrum frekuensi radio yang digunakan untuk televisi analog dapat digunakan untuk penyiaran televisi digital sehingga tidak perlu ada perubahan pita alokasi baik VHF maupun UHF (Ultra High Frequency). Sedangkan lebar pita frekuensi yang digunakan untuk analog dan digital berbanding 1 : 6 artinya bila pada teknologi analog memerlukan pita selebar 8 MHz untuk satu kanal transmisi, maka pada teknologi digital dengan lebar pita frekuensi yang sama dengan teknik multiplek dapat digunakan untuk memancarkan sebanyak 6 hingga 8 kanal transmisi sekaligus dengan program yang berbeda tentunya.
Selain ditunjang oleh teknologi penerima yang mampu beradaptasi dengan lingkungan yang berubah, TV digital perlu ditunjang oleh sejumlah pemancar yang membentuk jaringan berfrekuensi sama atau SFN (single frequency network) sehingga daerah cakupan dapat diperluas. Produksi peralatan pengolah gambar yang baru (cable, satellite, VCR, DVD players, camcorders, video games consoles) adalah dengan menggunakan format digital. Untuk itu supaya pesawat analog masih dapat dipakai diperlukan inverter (set top box) yang dapat merubah signal digital ke analog sehingga dapat dilihat dengan menggunakan TV receiver biasa.
Manfaat TV digital adalah secara khusus bagi stasiun televisi sangat bagus, efektive, dan efisien untuk melakukan siaran dan membuka frekuensi radio dalam melayani beberapa layanan yang baru. Selain suara dan gambar yang jelas,lebih banyak saluran,dan bisa digunakan oleh pemirsa yang mempunyai TV definisi tinggi seperti HDTV.DTV juga akan tersedianya  saluran seperti TV Kabel yang gratis.

PERBEDAAN TELEVISI DIGITAL DAN TELEVISI ANALOG

Secara teknis, perbandingan lebar pita frekuensi yang digunakan TV analog dan TV digital adalah 1 : 6. Artinya bila pada teknologi analog memerlukan pita selebar 8 MHz untuk satu kanal transmisi, maka pada teknologi digital dengan lebar pita frekuensi yang sama dengan teknik multiplex, dapat memancarkan sebanyak 6 hingga 8 kanal transmisi sekaligus dengan program yang berbeda.
Selain ditunjang teknologi penerima yang mampu beradaptasi dengan lingkungan yang berubah, TV digital ditunjang oleh produksi peralatan audio visual (video camera dan lainnya) yang menggunakan format digital dan sejumlah pemancar yang membentuk jaringan berfrekuensi sama sehingga daerah cakupan dapat diperluas.
Teknologi digital efisien dalam pemanfaatan spektrum. Satu penyelenggara televisi digital memanfaatkan spektrum dalam jumlah yang cukup besar. Artinya, tidak hanya 1 (satu) kanal pembawa melainkan lebih. Penyelenggara berfungsi sebagai operator penyelenggara jaringan, yang mentransmisikan secara teresterial program dari stasiun televisi lain menjadi satu paket layanan sebagaimana penyelenggaraan televisi kabel berlangganan yang ada saat ini.
Digital merupakan sebuah teknologi yang mengubah sinyal menjadi sebuah kombinasi urutan bilangan 0 dan 1 untuk proses informasi yang mudah, cepat, dan akurat. Sinyal tersebut dinamakan sebagai ‘bit’. Penggunaan sistem digital ini sekarang telah banyak menggantikan pemakaian sistem analog. Signal digital ini memiliki berbagai keistimewaan yang unik yang tidak dapat ditemukan pada teknologi analog yaitu :
Mampu mengirimkan informasi dengan kecepatan cahaya yang dapat membuat informasi dapat dikirim dengan kecepatan tinggi.
Penggunaan yang berulang – ulang terhadap informasi tidak mempengaruhi kualitas dan kuantitas informsi itu sendiri.
Informasi dapat dengan mudah diproses dan dimodifikasi ke dalam berbagai bentuk.
Dapat memproses informasi dalam jumlah yang sangat besar dan mengirimnya secara interaktif.


Dampak Televisi Digital
1.Mempunyai kualitas gambar yang lebih halus dan tajam
2.Adanya Pengurangan dengan efek gangguan
3.Kemudahan untuk recovery pada penerima dengan error correction code
4.Mengurangi efek dopler jika menerima siaran televise dalam kondisi bergerak (misalnya dalam bis, mobil, maupun kereta api )
5.Selain itu sinyal digital dapat menampung program siaran dalam satu paket, karena pemakaian bandwidth pada televisi digital tidak sebesar televisi analog
Yang terkena dampak dari televisi digital yaitu khayalak atau pemirsa yang menggunakan antena analog atau tidak menggunakan televisi kabel, satelit, dan juga tidak dalam berlangganan telepon.

PENGARUH DIGITALISASI PADA SISTEM PENYIARAN TELEVISI DI INDONESIA

Mulainya perkembangan televisi digital di Indonesia tentu menambah nilai bangsa Indonesia di mata dunia, dengan adanya televisi digital Indonesia dapat dikatakan sebagai negara yang tidak pernah ketinggalan dengan teknologi-teknologi yang canggih. Bagi masa depan penyiaran Indonesia pun akan lebih efisien dan sangat efektif untuk memberikan berbagai macam acara, sehingga pemirsa dapat menikmati program-program penyiaran televisi dengan lebih jelas dan memuaskan. Dengan adanya digitalisasi sistem siaran televisi ini merupakan tantangan bagi bangsa Indonesia, fokusnya bagi penyiaran televisi di Indonesia, karena adanya keharusan untuk menyesuaikan pada teknologi tersebut.
Digital Indonesia ini diresmikan oleh Presiden Republik Indonesia Susilo Bambang Yudhoyono yang juga dihadiri oleh Ketua MPR, sejumlah Menteri, puluhan direksi BUMN maupun kalangan swasta, pada acara peringatan Hari Kebangkitan Bangsa.
Pengaruh digitalisasi pada bangsa Indonesia, adanya beberapa akulturasi :
1.Terjadinya migrasi dari era penyiaran analog menuju era penyiaran digital, yang memiliki konsekuensi tersedianya saluran siaran yang lebih banyak, akan membuka peluang lebih luas bagi para pelaku penyiaran dalam menjalankan fungsinya dan dapat memberikan peluang lebih banyak bagi masyarakat luas untuk terlibat dalam industri penyiaran ini.
2.Momentum penyiaran digital dapat membuka peluang yang lebih banyak bagi masyarakat dalam meningkatkan kemampuan ekonominya. Peluang usaha di bidang rumah produksi, pembuatan aplikasi-aplikasi audio, video dan multimedia, industri senetron, film, hiburan, komedi dan sejenisnya menjadi potensi baru untuk menghidupkan ekonomi masyarakat. Televisi di Indonesia telah menjadi alat penting baik untuk hiburan maupun untuk mendapatkan informasi. Baik televisi digital maupun analog dalam penyiarannya memiliki kesamaan yaitu memiliki dampak psikologis terhadap penontonnya. Dengan frekuensi menonton yang tinggi dan kualitas tontonan yang rendah akan berdampak buruk baik pada orang dewasa maupun pada pada anak – anak.
3.Dampak televisi bagi anak, bagi orang dewasa, TV merupakan salah satu media instan untuk mendapatkan informasi. Sedangkan bagi anak-anak, TV bisa jadi teman setianya di rumah selama ditinggal orang tuanya. Itulah sebabnya stasiun TV kemudian memasukkan acara anak-anak dalam program mereka. Penelitian di luar negeri mengaitkan TV dengan obesitas karena anak-anak tidak banyak melakukan aktivitas fisik selama menonton.
4.TV juga memberikan gambaran tentang kekerasan dan kehidupan seks yang tidak sesuai dengan daya nalar anak.
5.penelitian tentang TV mempengaruhi kognitif atau kecerdasan anak masih kecil.
anak yang terlalu dekat menonton TV dapat berdampak pada penglihatan dan pendengarannya.
6.Dampak yang lain adalah tidak adanya interaksi langsung terhadap sekitar karena terlalu asyik menonton TV sehingga anak menjadi anti sosial atau autis.
7.Pada anak usia 0-3 tahun, terlalu sering menonton TV dapat menimbulkan gangguan perkembangan bicara, menghambat kemampuan membaca-verbal maupun pemahaman, juga menghambat kemampuan anak dalam mengekspresikan pikiran melalui tulisan.
8.Tayangan TV tanpa pendampingan orangtua bisa meningkatkan agresivitas dan kekerasan pada anak usia 5-10 tahun. Selain itu anak juga tidak mampu membedakan antara realitas dan khayalan Dampak yang terjadi pada psikologi bisa saja diminimalkan, dengan cara memfilter dari acara yg ditontonnya. Dan peranan orang tua lah diperlukanErosi budaya lokal. Kehadiran global media ini menyebabkan terdesaknya budaya setempat. Dengan banjir film, video, lagu, musik dan buku, maka perlahan-lahan budaya lokal mengalami erosi. Otot ekonomi dari global media ini sedemikian besarnya sehingga penetrasinya bisa sampai ke pedalaman. Era telekomunikasi global sekarang semakin mempercepat perhatian terhadap budaya lokal ini terkurangi.
Pengaruh digitalisasi yang di cermati di atas lebih kepada pengaruh yang di tujukkan kepada anak-anak. Digital ini penyiarannya sangat tajam dan akurat, bisa dapat mengubah persepsi maupun perilaku seseorang apalagi anak yang masih di bawah umur. Oleh karena itu anak-anak tidak diperbolehkan berlama-lama dalam menonton siaran yang ada pada penyiaran televisi digital. Namun, dalam hal ini televisi digital membuat masa depan bangsa Indonesia semakin berkembang mengarah pada kemajuan teknologi yang siap menghadapi persaingan dunia. Kemajuan teknologi ini memberikan kesan yang menarik bagi pemirsanya, karena keunggulannya dari televisi analog.

DAMPAK SISTEM SIARAN DIGITAL TELEVISI DI INDONESIA

Dapat di perhatikan terlebih dahulu apa yang menjadi faktor dalam penyiaran televisi digital pada penyiaran di Indonesia.
Sejak awal 2006 Tim Nasional telah melakukan uji coba siaran dengan pemancar televisi digital yang berlokasi di TVRI. Standar TV digital yang diuji meliputi sistem DMB-T, DVB-T, dan DVB-IP. Ditjen Postel telah mengalokasikan kanal 27 (519,25 MHz) dan 34 (575,25 MHz) untuk keperluan uji coba ini. Tim gabungan BPPT dan ITS telah melakukan pengukuran daya sinyal terima di berbagai titik di sekitar pemancar DVB-T yang terpasang pada ketinggian sekitar 100 meter di menara TVRI Senayan.
Secara umum, sistem TV digital memberikan kualitas penerimaan gambar yang lebih baik, bebas dari echo, lebih tahan terhadap pelemahan daya dan gangguan derau (lihat gambar). Analisis dari hasil pengukuran menunjukkan bahwa dengan konfigurasi sistem transmisi yang digunakan saat itu serta dengan daya pancar efektif 400 watt, diprediksi hanya sekitar 60 persen wilayah yang terliput dengan kondisi quasi-error free (QEF) jika diasumsikan radius 4 kilometer.
Lebih rinci, penerima yang dapat melihat langsung ke pemancar tanpa halangan—biasa disebut line of sight (LOS)—memiliki kualitas cakupan yang sangat baik dengan peluang 95 persen untuk mencapai status QEF. Namun untuk kondisi terhalang, hanya lokasi pada jarak cukup dekat saja yang memiliki peluang serupa, sedangkan lokasi pada jarak menengah dan jauh, antara 2 kilometer sampai 5 kilometer dari pemancar, memiliki kualitas cakupan yang buruk dengan peluang sekitar 10 persen saja untuk mencapai QEF.
Sementara pada gedung bertingkat sampai jarak 5-6 kilometer, sekalipun masih dapat diperoleh kualitas penerimaan yang cukup baik pada lantai yang tinggi, seperti yang telah dicoba pada gedung BPPT. Sebagai catatan, status QEF tidaklah mutlak diperlukan untuk mendapatkan gambar dengan kualitas yang memadai untuk ditonton.
Namun tentunya kondisi terukur di atas masih dapat ditingkatkan dengan berbagai cara, di antaranya dengan mengubah parameter transmisi, seperti jenis modulasi, pengodean, ataupun daya pancar, atau menerapkan SFN. Sebagai contoh, diperkirakan proporsi wilayah cakupan dengan status QEF dapat meningkat sampai 90 persen jika daya pancar efektif dinaikkan sepuluh kali lipat.
Uji coba sederhana menyusur suatu jalur pengukuran sepanjang 100 meter mengindikasikan bahwa pesawat penerima yang bergerak di atas kendaraan dengan laju 40 kilometer per jam di area seputar Jakarta Pusat dapat mengalami pelebaran spektrum karena efek Doppler sampai sebesar 4 Hz. Pelebaran spektrum ini meningkat sampai 10 Hz jika kendaraan melaju dengan kecepatan 100 kilometer per jam, hal yang bisa terjadi pada jalan bebas hambatan.
Hasil pengukuran pada sejumlah titik juga menunjukkan kemungkinan munculnya lintasan jamak atau echo dengan beda waktu lebih dari 50 mikrodetik, yaitu jarak waktu terjauh datangnya sinyal duplikat yang masih bisa tertangani oleh sistem OFDM dengan konfigurasi yang digunakan saat ini. Walaupun masih belum konklusif karena keterbatasan sampel, temuan-temuan di atas menunjukkan perlu dipertimbangkannya kondisi lingkungan dan karakteristik perambatan gelombang radio. Studi lebih lanjut masih diperlukan sebelum implementasi siaran TV digital di Indonesia benar-benar dilakukan. Kehati-hatian ini adalah syarat mutlak agar implementasi siaran TV digital dapat memuaskan kepentingan semua komponen yang terlibat, termasuk konsumen, operator, penyedia konten, dan pemerintah selaku regulator.

Dampak Positif Televisi Digital Bagi Penyiaran Televisi Indonesia :
Banyak manfaat yang dapat diperoleh masyarakat dengan beralih ke penyiaran TV digital antara lain:
a.Kualitas gambar yang lebih halus dan tajam
b.Pengurangan terhadap efek noise kemudahan untuk recovery pada penerima dengan error correction code, serta
c.Mengurangi efek dopler jika menerima siaran tv dalam kondisi bergerak (misalnya di mobil, bus, maupun kereta api).
d.Selain itu sinyal digital dapat menampung program siaran dalam satu paket, dikarenakan pemakaian bandwidth pada tv digital tidak sebesar tv analog.

Dampak Negatif Bagi Penyiaran Televisi Di Indonesia
Disamping banyak hal yang bermanfaat, tentunya kendala yang akan dihadapi dalam migrasi ke siaran TV digital pun juga semakin banyak seperti:
1.Regulasi bidang penyiaran yang harus diperbaiki
2.Standardisasi yang harus segera ditentukan baik untuk perangkat dan teknologi yang akan digunakan
3.Industri pendukung yang harus segera disiapkan baik perangkat maupun kontennya. Jika kanal TV digital ini diberikan secara sembarangan kepada pendatang baru, selain penyelenggara TV siaran digital terrestrial harus membangun sendiri infrastruktur dari nol, maka kesempatan bagi penyelenggara TV analog eksisting seperti TVRI, 5 TV swasta eksisting dan 5 penyelenggara TV baru untuk berubah menjadi TV digital dikemudian hari akan tertutup karena kanal frekuensinya sudah habis.
Dampak yang lain pada teknologi ini adalah sinyal digital ini dapat menampung program atau siaran dalam satu kemasan, karena sifat sinyal digital yang less bandwith atau irit pemakaian bandwith. Selain itu, dalam pengoperasiannya, TV digital juga lebih sedikit memakan listrik ketimbang TV analog. Dengan gambar yang halus dan tajam, suara yang jernih, serta ketahanannnya terhadap gerakan, TV digital akan membuat orang semakin nyaman menonton televisi.

Manfaat Penyiaran TV Digital Bagi Penyiaran Televisi di Indonesia
Pemirsa juga dapat memilih sendiri kapan akan menonton, remote tidak lagi untuk memilih saluran tapi juga untuk melihat simpanan program, (siaran interaktif). Televisi yang menjadi siaran interaktif akan lebih memudahkan pemirsanya untuk mencari-cari program yang dia sukai. Tidak ada lagi prime-time karena saat itu pemirsa dapat mencari program lain yang dibutuhkan.
Penerimaan mobile, efisiensi kanal frekuensi, dan potensi jasa tambahan seperti TV-Interaktif dan layanan data-casting.
Aplikasi teknologi siaran digital menawarkan integrasi dengan layanan multimedia lainnya serta integrasi dengan layanan interaktif seperti Video on Demand (VoD), Pay Per View (PPV), bahkan layanan komunikasi dua arah seperti teleconference.

Kualitas Penyiaran TV Digital Bagi Penyiaran Televisi di Indonesia
Kualitas gambar dan warna yang dihasilkan jauh lebih bagus daripada televisi analog. Desain dan implementasi sistem siaran TV digital terutama ditujukan pada peningkatan kualitas gambar. Pada satu sisi, teknologi TV digital memungkinkan pengiriman gambar dengan akurasi dan resolusi sangat tinggi, tetapi pada sisi lain memerlukan tersedianya kanal dengan laju sangat tinggi, mencapai belasan Mbps. Di sisi lain, sistem TV digital juga diharapkan mampu menghasilkan penerimaan gambar yang jernih, stabil, dan tanpa efek bayangan atau gambar ganda, walaupun pesawat penerima berada dalam keadaan bergerak dengan kecepatan tinggi.

Bagaimana agar bisa menangkap dan mengikuti perkembangan dalam penyiaran televisi dalam menggunakan teknologi digitalisasi ( Televisi Digital ) :
peningkatan dalam kualitas televisi pemirsa bertujuan untuk menangkap siaran dari DTV yaitu:
a.Menyediakan Kotak Konverter DTV
b.Membeli TV yang menyediakan fasilitas DTV seperti ATSC.
c.Menggunakan TV Kabel.

Dari beberapa pokok bahasan dan penjelasan di atas bahwa teknologi digital secara khusus televisi digital, teknologi inimempunyai keunikan, keunggulan dan kekhasannya sendiri. Teknologi ini memiliki perhatian yang besar bagi masyarakat dunia secara khusus Indonesia yang sudah mulai menggunakan teknologi ini. Karena teknologi ini mempunyai manfaat dan mempermudah pemirsa untuk menikmati siaran televisi. Selain itu, teknologi ini mencakup segala hal baik dari segi frekuensi untuk menangkap gambar atau siaran, kualitas yang tidak kalah canggihnya, manfaat maupun kelebihannya yang semuanya suadah di jelaskan sebelumnya.

Minggu, 21 Maret 2010

EKOPOL kul ke 3

Pemetaan teori Ekonomi Politik Komunikasi

VINCENT MOSCO (1996)
Golding & Murdock
1.Komodifikasi
2. Konsolidasi
Isi, Intrinsik, Ekstrinsik,
Tenaga Kerja
2. Diversifikasi

3. Komersialisasi
2. Spasialisasi
4. Internasionalisasi
3. Strukturasi




Komodifikasi adalah …
Mentransformasi nilai guna (nilai yang didasarkan pada kemampuan memenuhi kebutuhan) menjadi nilai tukar (nilai yang didasarkan pada pasar).

Mengapa Komodifikasi
dianggap penting?????
Penyebabnya adalah :
1.Proses komunikasi & teknologi menyumbang pada proses ekonomi secara keseluruhan
2.Proses komodifikasi di dunia kerja dalam masyrakat sebagai keseluruhan memasuki proses kelembagaan komunikasi. Akibatnya perbaikan & pertentangan dalam proses komodifikasi berpengaruh sebagai suatu parktek sosial.

Fenomenanya….

Pada awal berdirinya, media lebih banyak menjalankan fungsinya sebagai institusi sosial yang mengemban tugas utama melayani kepentingan publik.

Dalam dinamikanya, institusi media banyak mengalami pergeseran idealisme. Sehingga muncul anggapan bahwa media telah berubah fungsi, tidak lagi semata-mata menjadi institusi sosial namun sekaligus menjadi institusi ekonomi & institusi politik

Faktanya……
REPUBLIKA
Untuk menerbitkan SKH REPUBLIKA, Yayasan ABDI ABNGSA pada saat itu telah menjual sekitar 1 juta lembar saham masing-masing senilai Rp 4.000,-
Sehingga total modal awal yang dibutuhkan sekitar Rp. 40 M.
TEMPO
Majalah berita mingguan Tempo, yg telah dibreidel pemerintah pada saat dilikuidasi diperkirakan memiliki aset Rp. 200 M.

PRODUCTION HOUSE / PH
sebuah PH sederhana sedikitnya perlu modal awal berkisar antara setengah hingga 1 M. Modal PH dngan alat yang kompleks, & lebih canggih berkisar Rp. 25-50 M
(Siregar, 2001)



Di Inggris th. 1954 (Barret & Newbold 1995)
Televisi swasta yang beroperasi tahun 1954, memerlukan dana sekitar 3 juta poundsterling.
Empat tahun kemudian meningkat menjadi 8 juta poundsterling


Asumsi logis atas praktek ini……
hal tersebut muncul karena tuntutan kebutuhan modal yang tinggi. Akibatnya kepemilikan media hanya terkonsentrasi pada sekelompok orang tertentu yang memiliki dukungan modal kuat.
Pada tahap ini apabila kebutuhan modal sudah terpenuhi. Maka upaya pemulihan keuntungan sebesar2nya pada investasi yang ditanamkan menjadi sebuah tuntutan manajemen.
Akibatnya, persaingan media menjadi sulit terelakkan.
Yang pada gilirannya idealisme media yang diperuntukkan bagi pelayanan publik tergadaikan oleh Logika Ekonomi.

Karakter produk media yang muncul dari praktek diatas……
Produk media akan bermetamorfosis menjadi tidak lebih dari sebuah komoditas yang perhitungannya hanya diukur dari seberapa besar keuntungan yang diperoleh. Pada tahap ini segala subyek dan topik dari sebuah liputan media akan mengalami KOMODIFIKASI


Pembelaan dari Industri Media….
Uni Zulfiani Lubis , Manager PR TV 7:
“Rating Tinggi utk acra dangdut & klenik memang menggoda”. Rating menjadi arget dunia pertelevisian. 2 patokan inilah yg menarik pemasang iklan. Sehingga cara yg mengakut klenik, takhayul & pornografijadi banyak ditayangkan.

Karni Ilyas, Direktur Produksi SCTV / ketua ATVSI:
“pernah nonton MTV atau VTV nggak? Nggak ada tuh orang kita yang protes sama Kyle Minogue, walau celana dalamnya keliatan. Tapi inul yang pake celana panjang malah diprotes. Padahal buku sama film Harry potter kan juga klenik”. Katanya masayarakat kita hanya menyalahkan kalo programnya buatan dalam negeri.

Kamis, 18 Maret 2010

Ekonomi Politik Media

PROGRAM REALITY SHOW MENJADI AJANG

KOMODIFIKASI MEDIA

Berbagai macam stasiun televisi yang dibentuk oleh suatu instansi yang besar, tidak hanya menampilkan program-program yang dapat memberikan informasi, inpirasi, maupun hiburan semata. Dibalik semuanya proses komodifikasi berjalan dengan pesatnya. Dengan memberikan program-program yang menarik media secara tidak tidak kelihatan mentransformasikan program-program kepada konsumen dan menjadikan program tersebut sebagai nilai tukar atau nilai melalui isi media yang merupakan barang dagangan atau komoditas ( Mikro ). Dalam penulisan ini akan di bahas tentang Program acara televisi yaitu ”Reality Show”, dimana program itu akan di analisis di dalam level Mikro.

KOMODIFIKASI / ANALISIS MIKRO PROGRAM REALITY SHOW

Program televisi Reality Show merupakan acara yang sangat terkenal di hampir semua televisi swasta di Indonesia. Stasiun televisi di Indonesia menawarkan berbagai macam Reality Show yang berbeda-beda, misalnya RCTI : Bedah Rumah, Minta Tolong, SCTV : Tukar Nasib, Miss Celebrity, Cari Jodoh, INDOSIAR : Take Me/Him Out, Mamamia, TransTV : Termehek-mehek, Orang Ketiga, Realigi, Missing Lyric, Ceriwis, Online. Dan masih banyak reality show lain yang dikemas oleh pertelevisian Indonesia. Selain menawarkan kemasan baru dalam industri tayangan televisi Indonesia, reality show juga memberikan kesan “apa adanya atau hanya “dibuat-buat”. Salah satu faktor keberhasilan pencapaian rating reality show adalah karena tayangan ini memiliki segmentasi pasar dari kalangan remaja, dimana pada waktu tersebut remaja merupakan salah satu penikmat televisi yang paling banyak dibandingkan dengan kelompok usia lainnya. Berdasarkan karakteristiknya, disebutkan bahwa tayangan reality show tidak pernah lepas dari ketiga hal yang saling berkaitan satu sama lain yakni monolog, emosi dan autentifikasi.

Format monolog adalah cara yang tepat dan paling mudah untuk menyampaikan atau menyatakan suatu kejujuran dari pesertanya sehingga pada akhirnya acara reality show terkesan sebagai acara yang di angkat dari realitas yang sesungguhnya. Format ini mempunyai cara bagaimana seseorang berbicara didepan kamera, menempatkan orang yang biasa dapat menjadikan seorang bintang. Diperlihatkan ke emosionalitasnya maupun subyektifitas yang keluar dari kontestan reality show tersebut di depan kamera. Sampai pada tahapan ini, kemasan monolog merupakan salah satu cara bagaimana tayangan reality show memberikan penekanan khusus pada penciptaan situasi yang emosional yang kemudian dijadikan komoditas supaya tayangan tersebut menjadi lebih menarik untuk ditonton. Reality show juga menyajikan format drama lewat komodifikasinya terhadap jalan cerita yang dirangkai sedemikian rupa sehingga memiliki sisi – sisi dramatis, dimulai dari prolog hingga ending yang kerap diciptakan sedemikian rupa menyerupai sebuah tayangan drama yang berakhir bahagia.

Namun, tidak semuanya juga tayangan reality show ini hanya dimainkan oleh kalangan selebritis. Adakalanya hadir secara bersamaan antara orang biasa dan selebritis, interaksi keduanya merupakan ide utama yang diangkat dalam reality show.

Salah satu program reality show yang saat ini menarik perhatian khayalak yaitu Program acara reality show Termehek-mehek yang di tayangakan di TransTV. Terhehek-Mehek adalah salah satu program yang dianggap paling disukai oleh pemirsa. Jam tayangnya yang prime time yaitu 18.15-19.00 WIB hingga back song-nya yang keren dan syahdu, membuat acara ini makin diminati. Namun, acara reality show ini merupakan rekayasa belaka. Acara ini muncul sekitar Mei 2008 dan langsung menarik perhatian mayoritas pemirsa TV. Ide acara adalah membantu mencari seseorang yang lama hilang. Jalinan ceritanya begitu mempesona karena dibuat seakan-akan nyata dan terjadi dengan sebenarnya. Helmi Yahya sebagai yang punya ide cerita mengakui bahwa ia memanfaatkan karakter orang Indonesia yang suka diberi mimpi.

Para pemeran di tiap episode sengaja diambil dari masyarakat umum terutama mahasiswa agar terkesan alami karena wajahnya belum pernah muncul di TV sebelumnya. Seorang mahasiswa yang menjadi kontestan acara tersebut dengan tidak di sengaja mengakui kepada teman-temannya bahwa itu semua hanya rekayasa, dan dia malu apabila masalah pribadinya di ketahui seluruh Indonesia kalau itu memang benar-benar terjadi. Perilaku yang di alami oleh orang-orang yang terlibat didalamnya termasuk host-nya hanyalah akting yang ingin meyakinkan pemirsa. Hal ini tidak bisa dihindari karena tuntutan deadline. Ketika tidak ada satu kisah nyata yang bisa diangkat ke layar TV, maka solusinya adalah membuat skenario dan membayar pemain amatiran agar terkesan alami. Secara naluri manusia, orang pasti tidak akan rela apabila aib atau masalah yang sangat pribadi di publikasikan kepada khayalak.

Mengapa hal ini terjadi? apakah faktor komodifikasi atau Mikro terlibat didalam program reality show?

Jika dipandang dari segi industri hiburan, reality show tentu saja merupakan produk media yang dimaksudkan untuk mendatangkan keuntungan dalam hal ini kerap kali diistilahkan sebagai rating, maka tidak heran jika reality show didefinisikan sebagai program acara yang cirinya dibintangi oleh orang – orang yang bukan aktor dan aktris, meskipun demikian tayangan ini tidak lepas dari skenario yang ditulis oleh produser. Campur tangan produser dalam tayangan ini terutama dimaksudkan supaya tayangan tersebut dapat dibentuk sedemikian rupa sehingga bisa memiliki daya jual dalam konteks industri hiburan yang pada akhirnya tentu saja dimaksudkan untuk menarik keuntungan sebesar – besarnya. Program ini memiliki daya tarik yang besar dan memiliki pasar yang luar biasa sehingga banyak sekali diminati oleh pemirsanya.

Segmentasi pasar bagi program ini adalah sebagian besar anak-anak muda atau remaja. Selain alasan diatas, tayangan reality show juga memiliki daya tarik utama yakni pada aspek emosionalitas yang selalu dihadirkan dalam berbagai format acara reality show. Acara tersebut seolah berubah menjadi sebuah tayangan melodrama yang penuh dengan air mata, isak tangis dan emosi lainnya yang begitu jelas dieksploitasi. Momen inilah yang justru memiliki nilai jual, tidak sedikit orang yang terbius dan terbawa oleh adegan dramatis. Acara reality show pada dasarnya telah membuka ruang privat menjadi ruang publik yang setiap orang berhak untuk menyaksikannya. Hal ini menandakan bahwa sedikit sekali jurang pemisah antara ruang privat dan ruang publik jika sekarang ternyata ruang privat telah menjadi sebuah budaya tontonan dan menjadi komoditas dalam reality show. Terlihat dari sebagian besar tayangan reality show yang materi acaranya berkisar pada masalah – masalah pribadi dan keluarga.

Tidak semua reality show hanya bekisar pada acara drama yang dramatis, penuh kesedihan, banyak reality show yang memberikan keceriaan, hiburan maupun informasi yang bermanfaat. Namun, semuanya itu tidak terlepas dari yang namanya sistem ekonomi politik Komodifikasi Media, dimana program ini menjadi suatu barang dagangan yang di tukarkan melalui isi media tersebut untuk menarik keuntungan bagi yang besar.

Rabu, 10 Maret 2010

KONSEP EKONOMI POLITIK MEDIA

Apa pengaruh atau hubungan media massa dalam ekonomi politik media?

Pertanyaan ini mengarah pada penjelasan tentang sejauh mana media mempunyai peran atau posisi di tengah kepentingan dan ideologi dalam ekonomi maupun politik. Wilayah ini mungkin adalah proses yang paling maju atau menonjol, karena adanya penenusuran dalam konteks media itu sendiri salah satunya dalam taraf mikro (tekstual) yaitu kita melihat media tersebut dari isinya, dimana isi media itu adalah suatu komoditas / barang dagangan. Dan di hadapkan pada serangkaian konsep teoritik tentang relasi sosial, ekonomi, jalinan kekuasaan yang berlangsung dalam produksi dan distribusi bahasa media. Dalam menjelaskan hal ini, Vincent Mosco memberikan tiga konsep penting untuk mendekatinya yaitu : komodifikasi (commodification), spasialisasi (spatialization) dan strukturasi( structuration) (Mosco, 1996:139).

Namun dalam penulisan ini hanya ingin menjelaskan salah satu konsep Mosco dalam ekonomi politik yang dilakukan oleh media massa yaitu konsep Komodifikasi (commodification ).

KOMODIFIKASI ( Commodification )

Vincent Mosco dalam “The Political Economi of Communication”, mengemukakan komodifikasi merupakan upaya mengubah apapun menjadi komoditas atau barang dagangan sebagai alat mendapatkan keuntungan. Komodifikasi berhubungan dengan bagaimana proses transformasi barang dan jasa beserta nilai gunanya menjadi suatu komoditas yang mempunyai nilai tukar di pasar. Secara umum, produk media umumnya berupa informasi dan hiburan. Tiga hal yang terkait dalam hal ini adalah isi media, konsumen / khayalak, dan iklan. Isi dalam media adalah komoditas yang dapat menaikkan jumlah konsumen atau khayalak dan jumlah tersebut dapat di jual pada pengiklan. Dan pendapatan yang masuk merupakan keuntungan dan dapat digunakan untuk ekspansi media.

Secara sederhananya media memanfaatkan khayalak / konsumen untuk mengambil suatu keuntungan yang sebesar-besarnya bagi perluasan media tersebut dengan mempromosikan program-program yang menarik yang ditawarkan oleh media, sehingga konsumen tertarik dengan program tertentu dan itu merupakan kesempatan bagi media untuk mengambil suatu keuntungan. Boleh jadi konsumen itu adalah khalayak pembaca media cetak, penonton televisi, pendengar radio, bahkan negara sekalipun yang mempunyai kepentingan dengannya. Dengan kata lain, perluasan (ekspansi) media menghasilkan kekuatan yang besar dalam mengendalikan khayalak / konsumen melalui sumber-sumber produksi media berupa teknologi, jaringan dan lainnya. Selain itu tentunya sebagai keuntungan bagi perusahaan.

Aplikasi Konsep Komodifikasi

Aplikasi konsep komodifikasi dalam peran media pada kasus Bank Century.

Pertama, masih banyak media yang terjebak dalam logika akumulasi keuntungan. Kasus Century diposisikan dalam konteks komodifikasi. Mengacu pada Vincent Mosco dalam “The Political Economi of Communication” (1996), komodifikasi itu merupakan pemanfaatan isi media dilihat dari kegunaannya sebagai komoditi yang dapat dipasarkan.

Jika kasus Century hanya diposisikan sebagai komodifikasi, maka tak heran produk media yang menonjol adalah sensasi, gossip, ulasan yang menonjolkan kontroversi dibanding substansi. Tak ada yang salah jika media untung karena oplah atau rating naik selama Pansus Century. Yang tidak tepat adalah jika realitas simbolik yang dikonstruksi media seputar Century bersifat dangkal dan tak memberikan pendidikan politik yang memadai.

Kedua, terkait dengan imparsialitas media. Jika kita perhatikan secara seksama, maka beberapa media massa yang sahamnya dimiliki oleh politisi yang terkait langsung ataupun tidak langsung dengan polemik kasus Century cenderung bias. Secara halus pembingkaian berita (news framing) dari media yang dimiliki politisi tersebut, mengarah pada posisi yang kurang obyektif. Misalnya terlihat dari pemilihan narasumber berita maupun talkshow, termasuk dalam narasi teks dan program yang diproduksi dan didistribusikan kepada khalayak.


Sumber :

”Politik Ekonomi Informasi oleh Anang Hermawan”. http : // Ekonomi Politik Media. www.google.com . Di akses pada tanggal 2 Maret 2010.

”Komodifikasi Century”, Jum, 05/03/2010 – 19:27 by GunGunHeryanto. http: // Konsep Komodifikasi Ekonomi Politik Media. www.google.com. Di akses pada tanggal 10 Maret 2010.

Media Massa Dalam Pendekatan Ekonomi Politik” by Liza Dwi Ratna Dewi. http: // Konsep Komodifikasi Ekonomi Politik Media. www.google.com. Di akses pada tanggal 10 Maret 2010.

Kamis, 04 Maret 2010

EKONOMI POLITIK MEDIA

EKONOMI POLITIK MEDIA

Media merupakan perangkat besar menuju satu tujuan besar dalam suatu bangsa dan negara. Dalam mewujudkannya harus terdapat kekuatan yang besar. Mereka yang menguasai media memiliki kuasa begitu besar. Tujuan besar itu membangun budaya Rakyat atau menguasainya.

Media juga dapat menjadi ruang publik yang utama dan dapat menentukan dinamika sosial, politik dan budaya, di tingkat lokal maupun global. Media massa juga dapat di jadikan suatu ruang dalam mengiklankan suatu barang dan jasa untuk meningkatkan penjualan dari barang dan jasa yang di iklankan. Media mampu menghasilkan pendapatan dalam perekonomian dan menjadi faktor penghubung antara produk barang dan jasa. Dan yang paling penting didalam media massa adalah media juga bisa menyebarkan dan memperkuat struktur ekonomi dan politik tertentu. Media tidak hanya mempunyai fungsi sosial dan ekonomi tetapi juga menjalankan fungsi ideologis.

Menurut teori Marxis tentang posisi media dalam sistem kapitalisme modern, teori tersebut mengatakan bahwa media massa merupakan kelas yang mengatur. Kelas yang dapat mengatur segala aspek yang ada didalam suatu negara dan dapat mempengaruhi unsur-unsur dalam bidang perekonomian maupun politik pemerintahan. Media massa dapat dikatakan sebagai lembaga kunci dari masyarakat modern. Dari pernyataan yang di jelaskan sebelumnya dari peran media, dapat di tarik pertanyaan bahwa bagaimana ekonomi politik media itu sendiri ?


Ekonomi Politik Media

Istilah ”ekonomi politik” diartikan secara sempit oleh Mosco sebagai studi tentang hubungan-hubungan sosial, khususnya hubungan kekuasaan yang saling menguntungkan antara sumbersumber produksi, distribusi dan konsumsi, termasuk didalamnya sumber-sumber yang terkait dengan komunikasi. Pengertian ekonomi politik secara sederhana adalah hubungan kekuasaan (politik) dalam sumber-sumber ekonomi yang ada di masyarakat. Apa yang disebut dengan ekonomi politik media ?

Ekonomi politik media adalah media sebagai institusi politik dan institusi ekonomi yang mempunyai kekuatan untuk mempengaruhi khayalak. Satu prinsip yang harus diperhatikan di sini adalah dalam sistem industri kapitalis media massa harus diberi fokus perhatian yang memadai sebagaimana institusi-institusi produksi dan distribusi lain. Kondisi-kondisi yang ditemukan pada level kepemilikan media, praktik-praktik pemberitaan, dinamika industri dan radio, televisi, perfilman, dan periklanan, mempunyai hubungan yang saling menentukan dengan kondisi-kondisi ekonomi-politik spesifik yang berkembang di suatu negara, serta pada gilirannya juga dipengaruhi oleh kondisi-kondisi ekonomi-politik global.

Untuk memahami bagaimana penerapapan pendekatan ekonomi politik digunakan dalam studi media massa , ada 3 konsep awal yang harus dipahami, yaitu:

  1. Commodification’ – segala sesuatu dikomoditaskan (dianggap barang dagangan).

Commodification’ (komodifikasi) adalah upaya mengubah apapun menjadi komoditas atau barang dagangan sebagai alat mendapatkan keuntungan. Tiga hal yang saling terkait adalah: Isi media, jumlah audience dan iklan. Berita atau isi media adalah komoditas untuk menaikkan jumlah audiencee / oplah. Jumlah audience / oplah juga merupakan komoditas yang dapat dijual pada pengiklan. Uang yang masuk merupakan profit dan dapat digunakan untuk ekspansi media. Ekspansi media menghasilkan kekuatan yang lebih besar lagi dalam mengendalikan masyarakat melalui sumber-sumber produksi media berupa teknologi, jaringan dan lainnya. Selain itu tentunya profit bagi pengusaha.

  1. Spatialization’ – proses mengatasi hambatan jarak dan waktu dalam kehidupan sosial.

Spatialization’ adalah cara-cara mengatasi hambatan jarak dan waktu dalam kehidupan sosial. Dengan kemajuan teknologi komunikasi, jarak dan waktu bukan lagi hambatan dalam praktek ekonomi politik. Berkaitan dengan media massa, maka kegiatan yang berada di kota kecil dapat disiarkan langsung oleh televisi nasional yang berpusat di Jakarta untuk kemudian dikomoditaskan. Dengan kekuatan modal besar untuk berinvestasi pada tehnologi komunikasi, pengusaha media Jakarta akan melibas pengusaha media kota-kota lain yang kemungkinan memiliki modal lebih kecil. Dengan demikian, semua kegiatan yang ada dalam sebuah negara, akan diliput oleh orang-orang yang sama.

  1. Structuration’ – penyeragaman ideologi secara terstruktur.

Structuration’ (Strukturasi) yaitu penyeragaman ideologi secara terstruktur juga terjadi karena misalnya, orang-orang redaksi Media Indonesia merangkap jabatan sebagai orang redaksi Metro TV. Orang-orang redaksi Kompas juga memimpin usaha-usaha penerbitan anak usaha Kompas. Koran-koran daerah juga dikuasai oleh kelompok pengusaha media Jakarta. Dalam struktur kepemilikan yang demikian, pemimpin redaksi koran-koran daerah biasanya adalah “kiriman” dari Jakarta. Setidaknya sudah menjalani praktek kerja beberapa bulan di Jakarta. Jadi media yang sama pemiliknya akan memiliki ideologi yang sama pula.

Konsekwensi sebuah perusahaan besar dapat me ‘manage’, memiliki atau menyebarkan media massa di banyak tempat adalah ideologi yang seragam diberlakukan bagi audience/pembaca. Tidak ada pendekatan spesifik bagi audience di setiap daerah. Pendekatan ekonomi politik, melihat media massa dari siapa penguasa sumber-sumber produksi media massa, siapa pemegang rantai distribusi media massa, siapa yang menciptakan pola konsumsi masyarakat atas media massa dan komoditas lain sebagai efek kerja media. Siapa penguasa sumber-sumber produksi media massa dapat dilihat antara lain dari kepemilikian media massa, kepemilikan rumah produksi penghasil acara-acara televisi. Kepemilikan media massa di Indonesia dapat dilihat antara lain: Televisi Pendidikan Indonesia (TPI), Rajawali Citra Televisi Indonesia (RCTI), Metro TV, Media Indonesia, dimiliki oleh kelompok usaha Bimantara.


Aplikasi atau penerapan ekonomi politik media

Beberapa media besar, terutama televisi, telah membuka lebar pintu kesempatan bagi setiap partai politik dan tim sukses calon presiden dan calon wakil presiden berlomba melakukan kampanye di dalam perhelatan besar demokrasi, Pemilihan Umum (pemilu) Legislatif dan Eksekutif pada April dan Juli 2009. Berbagai langkah dan upaya terkait kebutuhan serta kepentingan politik jelang pemilu coba dilancarkan elit dan partai politik memanfaatkan media massa sebagai instrumennya. Relevansi hal itu dapat ditinjau melalui keberadaan UU No. 10 Tahun 2008 tentang Pemilihan Umum DPR, DPD, dan DPRD.

Media-media itu secara elegan menyajikan rangkaian program khusus pemilu, meliputi pemberitaan, sorotan politisi dan partai politik beserta program-programnya, survei pemilih, iklan politik, sampai pada perdebatan terbuka antar tokoh politik maupun partai. Berbagai kemasan program-program terkait pemilu di dalam media-media besar pada dasarnya hanya sekadar mengemukakan khasanah pergulatan antara para politisi dari setiap partai politik yang ada kepada Rakyat.

Media merupakan arena penyampaian isi terkait Pemilu 2009, dimana politisi dan partai-partai politik adalah pemain sekaligus penulis isi informasi dan sutradara. Dan rakyat hanya sebagai penonton. Dengan kata lain, Calon Presiden dari masing-masing partai yaitu Prabowo Subianto, Wiranto, dan Sutiyoso yang bisa menikmati pengenalan dari publik melalui polling. Televisi dan koran mentransformasi mereka, dan mengambil potongan kesan dan imajinasi orang-orang itu dan menampilkannya sebagai calon-calon pahlawan baru yang siap menyelamatkan Indonesia. Media penyiaran sering menampilkan kampanye tersebut berulang kali, akibatnya kekuatan yang ada di media itu di transferkan kepada masyarakat untuk mempengaruhi pemikiran mereka.